MUTIARA
Mutiara
adalah identitas Lombok. Konon katanya tak sah ke Lombok jika tak
membawa pulang oleh-oleh mutiara. Untuk mendapatkan berbagai perhiasan
mutiara Lombok, kami (saya dan teman-teman), berkunjung ke Sekarbela,
yakni sebuah areal yang dulunya adalah persawahan yang kemudian menjelma
menjadi sentra kerajinan emas dan mutiara yang kini banyak dikunjungi
wisatawan. Toko-toko perhiasan di Sekarbela terdapat di sepanjang Jalan
Sultan Kaharudin yang terletak di Kelurahan Karang Pule, sekitar 4 km
dari kota Mataram.
Aneka perhiasan mutiara [Photo oleh Andrie] |
Harga
mutiara yang dijual toko-toko di Sekarbela bervariasi, tergantung
keasliannya. Semakin asli semakin mahal, bahkan harganya bisa mencapai
puluhan juta. Yang super murah juga ada, tapi tiruan. Dan itu tidaklah
indah. Siapa sih yang tidak ingin memiliki mutiara asli dengan grade unggulan? Semua pasti ingin ya, termasuk saya. Tapi
ya itu tadi, mesti pandai-pandai melihat, menilik, dan meneliti agar
terlihat perbedaannya.
Design perhiasan mutiara yang ada di sini sudah dikombinasikan dengan bahan dasar seperti emas kuning, emas putih, perak,
atau sekedar berlapis emas, bahkan ada juga yang berbahan dasar stainless.
Jenis mutiara itu sendiri dibedakan dari budidayanya, ada mutiara budidaya laut dan
ada mutiara budidaya air tawar. Untuk warna mutiara, ada putih, kuning
keemasan,
coklat, dan ada juga yang hitam. “South Sea Pearl” adalah sebutan untuk mutiara air laut yang dibudidayakan di
Lombok. Selain memiliki tekstur yang berbeda dari mutiara air tawar, warnanya juga lebih creamy
(keemasan). Sudah barang tentu mutiara air laut lebih mahal dari pada mutiara air tawar.
Toko-toko perhiasan mutiara di Jalan Kaharudin |
Di Toko "Mutiara Lombok" |
Belanja perhiasan mutiara |
KAIN TENUN
Disebutkan
bahwa salah satu wilayah penghasil kerajinan Songket Sasak adalah Dusun
Bun Mudrak di Desa Sukarara, Lombok Tengah. Namun kami tidak ke sana,
melainkan ke Desa Sade. Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Desa
Sade juga kaya akan hasil Songket Sasak. Hasil tenun yang bisa dijumpai
di desa ini beragam, ada yang berupa syal, pashmina, taplak meja,
sejadah, sarung, kain panjang, dan bahan baju.
Mengunjungi Desa Sade tidak hanya dapat melihat aneka hasil kain kerajinan, melainkan juga dapat melihat langsung proses pembuatan kain tersebut. Wanita pengrajin tenun di desa ini mudah dijumpai karena mereka biasanya menenun di serambi depan rumahnya, di antara deretan kain tenun yang dipajang. Wisatawan bahkan bisa mencoba menggunakan alat yang digunakan untuk menenun. Entah untuk sekedar berfoto, atau pun benar-benar ingin mencoba menggunakan alat tenun.
Proses pembuatan sebuah kain ternyata tidak mudah dan tidak singkat. Proses seperti inilah yang membuat harga sebuah kain tenun tidak murah. Harga hasil kerajinan tenun berkisar dari Rp 300 ribuan hingga Rp 4-5jutaan perhelainya. Tergantung produknya. Kalau menghitung harganya memang terasa berat untuk membeli, namun jika melihat 'keringat' pembelinya, luluh rasa hati. Ada semacam rasa tak tega jika hanya sekedar melihat-lihat tanpa membeli. Lagipula, membeli hasil karya mereka sama dengan membantu melestarikan keberadaan kain tradisional khas Indonesia.
Mengunjungi Desa Sade tidak hanya dapat melihat aneka hasil kain kerajinan, melainkan juga dapat melihat langsung proses pembuatan kain tersebut. Wanita pengrajin tenun di desa ini mudah dijumpai karena mereka biasanya menenun di serambi depan rumahnya, di antara deretan kain tenun yang dipajang. Wisatawan bahkan bisa mencoba menggunakan alat yang digunakan untuk menenun. Entah untuk sekedar berfoto, atau pun benar-benar ingin mencoba menggunakan alat tenun.
Proses pembuatan sebuah kain ternyata tidak mudah dan tidak singkat. Proses seperti inilah yang membuat harga sebuah kain tenun tidak murah. Harga hasil kerajinan tenun berkisar dari Rp 300 ribuan hingga Rp 4-5jutaan perhelainya. Tergantung produknya. Kalau menghitung harganya memang terasa berat untuk membeli, namun jika melihat 'keringat' pembelinya, luluh rasa hati. Ada semacam rasa tak tega jika hanya sekedar melihat-lihat tanpa membeli. Lagipula, membeli hasil karya mereka sama dengan membantu melestarikan keberadaan kain tradisional khas Indonesia.
Kain songket Sasak |
Wanita Suku Sasak sedang menenun kain |
Sarung songket Sasak |
aneka souvenir |
PHOENIX FOOD LOMBOK
Berwisata ke daerah manapun, oleh-oleh makanan khas sudah barang tentu paling diminati. Di
Lombok, kami diajak ke Phoenix Food, sentra makanan khas lombok. Apa
saja ada di sini. Saya yang mulanya hanya ingin membeli satu atau dua
macam makanan khas saja, malah jadi beli bermacam-macam. Hasilnya,
barang belanjaan jadi satu kardus. Kalap :D
Makanan yang di jual di Phoenix Food ternyata sangat lengkap. Makanan paling khas yang dijual di sini adalah dodol rumput laut, yakni dodol yang terbuat dari tepung rumput laut asli yang ditambah gula dan variasi rasa buah seperti mangga, nangka, tomat, sirsak, dan pisang. Karena khas, dodol ini paling banyak saya beli.
Makanan yang di jual di Phoenix Food ternyata sangat lengkap. Makanan paling khas yang dijual di sini adalah dodol rumput laut, yakni dodol yang terbuat dari tepung rumput laut asli yang ditambah gula dan variasi rasa buah seperti mangga, nangka, tomat, sirsak, dan pisang. Karena khas, dodol ini paling banyak saya beli.
rame-rame belanja oleh-oleh |
Selain dodol rumput laut, kacang
juga jadi makanan khas yang banyak jadi incaran wisatawan. Kacang yang
terkenal di Lombok adalah kacang mete. Ini tidak mengherankan karena
Lombok sendiri merupakan salah satu daerah penghasil utama kacang mete
yang ada di Indonesia selain Sultra dan Sulsel. Kebetulan di hari yang
sama, sebelum masuk ke Phoenix Food ini, kami melintasi area perkebunan
yang ditanami pohon-pohon mete.
Saya
menduga perkebunan yang kami lewati dalam perjalanan menuju Desa Sade
itu adalah salah satu area penghasil mete di Lombok. Dari dalam
ELF yang melaju, saya bisa melihat
pohon-pohon mete berderet di pinggir jalan, membentang hingga jauh.
Buahnya lebat, ranum
memerah. Saking lebatnya, buah-buah mete itu banyak berjatuhan dan
tergeletak begitu saja di tanah. Mungkin karena sudah terlalu matang.
Kacang
mete yang dijual di Phoenix banyak rasanya, antara lain kacang mete
gurih, kacang mete bumbu,
kacang mete manis, kacang mete madu, dan kacang mete oven.
Masing-masing punya cita rasa sendiri, dan semuanya enak. Kalau anak
saya favoritnya kacang mete madu. Sampai sekarang kalau
sedang kepingin, saya pesan kacang mete ke toko ini. Karena jauh,
ongkos kirimnya tentu tidak murah. Biasanya dalam sekali order sekaligus
dengan beberapa makanan lainnya seperti dodol rumput laut, keripik, dan
terasi bakar. Oh ya, terasi bakar Lombok ternyata spesial, lho,
rasanya. Beda
dengan kebanyakan terasi bakar yang pernah saya beli di daerah-daerah
lainnya. Di rumah, terasi bakar Lombok ini saya gunakan ketika hendak
membuat sambal pelecing. Sambal tradisional ini saya buat ketika memasak
Ayam Taliwang, masakan khas Lombok juga.
Terasi Bakar |
Terasi bakar Rp 10.000 per buah |
Aneka kacang, dodol, keripik, abon, dan kopi |
Abon
ikan marlin Lombok yang dijual di toko ini juga enak. Waktu itu saya
beli satu. Setelah tahu anak saya suka, akhirnya saya beli lagi. Abon
ikan marlin khas Lombok ini jadi abon kedua yang saya suka setelah abon
kepiting
(bonting) khas Balikpapan.
Jika
berkunjung
ke Lombok, mampir deh ke sini. Banyak makanan khas yang bisa dijadikan
oleh-oleh. Semua produk dijual dengan harga yang masuk akal. Bahkan,
menurut pengalaman teman-teman yang sudah pernah mencoba berbelanja di
beberapa tempat yang menjual makanan khas Lombok, toko ini menjual
dengan harga yang lebih murah. Untuk informasi mengenai Phoenix
Food Lombok, bisa dilihat melalui websitenya di sini :
http://phoenixfood-lombok.com/index.html
SOUVENIR
Sekedar
souvenir seperti gantungan kunci, kaos dengan gambar dan tulisan
Lombok, gelang-gelangan, bahkan bros, tak sulit untuk didapatkan. Jika
bepergian ke tempat-tempat wisata seperti pantai, penjual souvenir
tersebut banyak lalu lalang, dan mereka agresif sekali mendekati. Jadi,
tak usah meluangkan waktu khusus untuk mencari penjualnya. Di penginapan
dan di warung-warung makan juga ada. Untuk perhiasan seperti bros dan
cincin, memang bukan yang barang yang berkualitas, tapi untuk sekedar
memberi rejeki ke penjual, bolehlah dibeli. Lagipula masih cukup bagus
untuk diberikan sebagai buah tangan :)
Aneka gantungan kunci *Photo oleh Andrie* |
Aneka gelang *Photo oleh Andrie* |
Aneka cincin mutiara |
Aneka bros mutiara |
Ada satu lagi oleh-oleh khas Lombok yang bisa dibawa pulang, yaitu Minyak Gosok Sumbawa.
Di
Lombok, pertama tahu tentang minyak gosok ini ketika berwisata ke
Pantai Kuta. Di pantai ada beberapa penjual berseliweran, salah satunya
penjual minyak gosok. Teman saya, Mbak Fathia, membeli 1 botol. Saat itu
saya belum tertarik untuk membeli karena belum tahu akan khasiatnya.
Pun belum tahu akan diberikan kepada siapa.
Saya
mulai tertarik untuk membeli setelah diberitahu tentang khasiatnya.
Minyak Gosok Sumbawa yang dioleskan ke tubuh, dapat memberikan
kehangatan dan dapat menyembuhkan pegal-pegal, keseleo, meringankan
derita rematik, serta penyakit otot lainnya. Minyak Gosok Sumbawa yang
asli terbuat dari akar lawang dan 44 macam akar dari berbagai tumbuhan
yang berkhasiat. Minyak ini dikemas dalam botol beragam ukuran dan bisa
didapatkan di art shop dan sentra oleh-oleh.
Bagi
yang akan berkunjung ke Lombok, tak ada salahnya berkunjung ke pusat
oleh-oleh khas Lombok yang sudah saya sebutkan di atas. Selain untuk
membeli dan membawa pulang oleh-oleh, juga untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat daerah setempat.
sumber : http://www.travelerien.com/2015/02/oleh-oleh-khas-lombok-yang-wajib-dibeli.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar