Selasa, 29 November 2016

Permainan anak anak jadi DKI Jakarta

1. Engklek/Dampu



Ada dimainkan di sebidang tanah yang dibatasi dengan 2 buah garis. GarisSTART dan garis HANTAM. Jaraknya  3 – 5 meter. Alat yang diperlukan adalah benda pipih seperti batu bata atau pecahan genting. Pemain minimal 2 orang. Masing-masing mempunyai 2 buah benda pipih, misalnya batu bata. Satu buah batu bata diberdirikan di garishantam. Satunya lagi dipegang. Para pemain memulai permainan dengan berdiri di garis start menghadap garis hantam. Secara bersamaan mereka melemparkan batu bata yang dipegangnya. Batu bata itu tidak boleh melewati atau mengenai garis Hantam. Pemain yang posisi jatuhnya batu paling jauh dari garis Hantam adalah pemain yang main duluan. Ia harus berjalan engkle melewati batu yang berada di garis Hantam lalu, kembali ke garis Startsambil mengambil batu miliknya. Kalau berhasil, ia boleh melanjutkan ke babak berikutnya. Yaitu menjatuhkan batu yangberdiri di garis hatam dengan lemparan batu. Batu dilempar dari garis Start dengan menggunakan permukaan telapak kaki. Babak berikutnya adalah melemparkan batu dari garis Star, tanpa melewati garis Hantam. Lalu dengan posisi berjongkok, pemain mengambil batu tersebut dan melemparkannya ke batu hantam. Waktu melempar, posisi tangan berada di sela-sela lipatan lutut. Kalau berhasil menyelesaikan semua babak, pemain mendapat nilai 1. Kalau tidak berhasil, pemain berikutnya mendapat giliran jalan. Pemenangnya adalah pemain yang mendapat nilai terbanyak

2. Galasin / Gobak 


SodorGalasin atau Gobak Sodor adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 – 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur.

3. Nenek Gerondong


Cara bermainnya adalah ada beberapa anak yang berjongkok dan berpegangan sambil berbaris rapi di bawah pohon. Anak yang paling depan, berpegangan erat pada batang pohon dan anak yang lainnya berbaris di belakangnya. Mereka semua berpegangan erat dan berusaha jangan sampai terlepas kalau waktunya ditarik sama anak yang berperan menjadi Nenek gerondong pencabut ubi.

4. Bentengan


Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok anak-anak, tidak dibatasi jumlahnya dan biasanya dimainkan padamalam hari. Dari dua kelompok ini diundi menjadi dua jenis, kelompok pertama mempertahankan benteng, sementara kelompok kedua menyerang benteng. Kelompok yang mempertahakan akan mencari dan mengejar kelompok penyerang sementara kelompok kedua berusaha untuk menghindari tangkapan kelompokyang bertahan sambil berusaha menyerang dan merebut benteng dengan cara menyentuhkan salah satu anggota badannya ke tiang listrik yang disepakati menjadi benteng yang direbutkan.

5. Petak Umpet


Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi “kucing” (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi (tempat jaga ini memiliki sebutan yang berbeda di setiapdaerah, contohnya di beberapa daerah di Jakarta ada yang menyebutnya INGLO, di daerah lain menyebutnya BONdan ada juga yang menamai tempat itu HONG). Setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah si “kucing” beraksi mencari teman-temannya. Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu ‘kebakaran’, apabila orang yang bersembunyi diberitahu oleh temannya yang sudah tertangkap.



  Sumber  :  dwiutamiy.wolllrdpress.com/2013/12/15/...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar