Rabu, 30 November 2016

senjata tradisional jambi

Provinsi Jambi yang berada pada urutan ke tujuh memiliki keunikan senjata tradisionil, karena di provinsi ini banyak terdapat suku adat, ada suku kerinci, suku kubu, suku anak dalam, suku batin dan suku melayu. Dari suku suku adat yang ada dijambi sudah barang tentu peralatan adatnya berbeda, karenanya suku ini menjadi sorotan istimewa bagi batavusqu.
Keempat senjata masyarakat Jambi itu adalah:
1. Badik Tumbuk Lada
Tumbuk Lada
Senjata adat ini berbentuk menyerupai badik milik masyarakat bugis, namun memiliki gagang yang lurus, hampir juga menyerupai keris hanya tidak bergelombang. Selain untuk berburu senjata ini juga dipergunakan untuk berperang. Proses pembuatannya menyerupai keris atau badik
2. Sumpit
Sumpit suku kubu
 Selain badik tumbuk lada, masyarakat suku jambi juga menggunakan sumpit untuk berburu. Selain suku yang ada di Jambi, sumpit juga digunakan oleh masyarakat suku dayak, papua dan baduy dalam. Untuk mengetahui sumpit lebih dalam silahkan taut ke sini
3. Tombak
Tombak
Senjata adat ini hampir semua masyarakat suku di Indonesia memiliki alat ini, karena senjata ini lebih memudahkan perburuan, tinggal dilempar saja dan ujungnya yang dipasang semacam belati akan memberikan beban dan tombak pasti bergerak lurus. Selain untuk berburu senjata adat ini juga pernah dipakai untuk berperang.
4. Pedang
Pedang
Bentuknya menyerupai mandau dan parang hanya saja pada kedua sisi pisau memiliki ketajaman yang sama dan ujungnya dibuat tajam. Pedang lebih sering digunakan untuk berperang dibanding untuk berburu




sumber   :   https://zipoer7.wordpress.com/2011/05/25/4-senjata-adat-suku-jambi/

alat musik khas dari jambi

7 Alat musik tradisional dari Jambi - Selain memiliki lagu daerah Jambi, Provinsi Jambi juga memiliki beberapa alat musik tradisional. Provinsi Jambi yang juga beribukota di Jambi sebagian besar masyarakatnya adala masyarakat melayu. Sehingga tidak heran apabila beberapa alat musik yang ada di Jambi hampir sama dengan daerah lainnya yang juga berpenduduk mayoritas melayu.

Namun demikian, kita akan mencoba mengulas 7 alat musik khas yang ada di Jambi ini. 7 Alat musik tradisional dari Jambi tersebut adalah :

1. Serangko
2. Gangor Cangor
 3. Puput Kayu
4. Gendang Melayu Jambi
5. Gambus Jambi
6. Sekdu
7. Kelintang Kayu

Dibawah ini adalah penjelasan mengenai 7 alat musik Jambi :

Serangko


Serangko adalah sejenis alat musik tiup yang terbuat dari tanduk kerbau. Panjang alat musik Serangko ini  mencapai 1 meter - 1,5 meter. Pada zaman dahulu alat musik Serangko ini digunakan oleh komandan perang untuk memberikan komando. Selain fungsi itu, Serangko juga digunakan untuk pemberitahuan ketika ada musibah kematian yang menimpa salah satu masyarakat di Jambi.

Serangko alat musik tradisional dari Jambi

Gangor / Cangor


Gangor Cangor merupakan alat musik tradisional Jambi yang  terbuat dari bambu. Cangor merupakan alat musik sitar tabung, termasuk kelompok alat musik idio-kordofon. Alat musik ini biasanya dimainkan sebagai pelepas lelah bagi petani ketika sedang istirahat. Cangor banyak ditemukan di Kabupaten Sarolangun, Merangin, Bungo, Tebo dan Kerinci.

Cangor alat musik dari Jambi

Puput Kayu

Jika di Sumatera Barat kita mengenal alat musik Puput Serunai, di Jambi ada yang namanya Puput Kayu. Puput Kayu ini adalah sejenis alat musik tradisional Jambi yang terbuat dari kayu. Alat musik Puput Kayu tergolong alat musik  tiup. Puput Kayu ini sejenis serunai yang dilengkapi lidah-lidah sebagai alat bantu tiup, pada badan puput kayu terdapat tujuh lubang nada. Puput kayu dimainkan sebagai pelengkap alat kesenian pada saat mengiringi lagu dan tarian tradisional Jambi.

Alat musik Jambi - Puput Kayu

Gendang Melayu Jambi

Gendang Melayu Jambi memiliki karakteristik bentuk maupun bunyi yang khas dibandingkan dengan gendang dari daerah lainnya. Gendang Melayu Jambi terbuat dari bongkot kelapa dan kulit binatang ternak seperti kambing. Jalinan rotan berfungsi untuk mengencangkan kulit gendang tersebut. Gendang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan kedua tangan sambil dipeluk dalam posisi duduk. Agar bunyinya lebih nyaring pada lingkaran kulit bagian dalam dipasak dengan menggunakan rotan bulat disebut sentung. Diprovinsi Jambi gendang ini lazimnya digunakan untuk polaritme lagu-lagu daerah serta pengiring tari,serta lagu-lagu melayu Jambi lainnya.
Gendang Melayu Jambi

Gambus Jambi

Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja. Di Jambi kita dapat menemukan alat musik Gambus ini.




Sekdu

Sekdu adalat Instrumen atau alat musik tradisional Jambi yang dimainkan dengan cara ditiup dan dibuat dari bambu dengan diamater 1,5 cm. Namun dibagian peniupnya terbuat dari kayu yang biasanya disebut dengan klep peniup. Nada yang dihasilkan oleh Sekdu ini hanya terdiri dari nada do, re, mi, sol dan la, sehingga Sekdu ini disebut alat musik pentatonis atau selendro. Sekdu biasanya digunakan oleh masyarakat melayu tua dalam acara-acara upacara adat.

Serdu alat musik tiup dari Jambi
 Kelintang Kayu
Di Jambi kita juga dapat menemui alat musik yang disebut Kelintang Kayu.
Kelintang kayu juga termasuk alat musik tradisional Jambi yang terbuat dari potongan-potongan kayu yang dimainkan dengan cara dipukul.

Kelintang Kayu
Demikian 7 Alat musik tradisional dari Jambi, semoga bermanfaat.



sumber   :http://www.tradisikita.my.id/2015/04/7-alat-musik-tradisional-dari-jambi.html
Rumah Adat Aceh / Aceh adalah provinsi Indonesia yang terletak di ujung utara Pulau Sumatera. Provinsi Aceh sering pula lekat dengan gelar Daerah Istimewa karena dalam pemerintahannya, negara telah menjamin kekhususannya dalam mengatur hukumnya sendiri, terutama yang berkaitan dengan hukum syariat Islam. Aceh memang erat dengan budaya Islam. Sejarah telah mencatat bahwa Aceh merupakan pintu masuk bagi penyebaran Islam di Indonesia pada masa silam. Hal inilah yang menyebabkan budaya Aceh tak bisa dilepaskan dari campur baur antara budaya Melayu sebagai budaya penduduk aslinya, dan budaya Islam. Salah satu yang bukti yang bisa kita lihat dari adanya akulturasi kedua budaya tersebut misalnya adalah rumah adat Aceh yang bernama Rumah Krong Bade. Rumah Adat Aceh Di kesempatan kali ini, kami akan mengulas informasi seputar rumah adat Aceh tersebut mulai dari sejarah, gaya arsitektur, gambar, struktur, dan nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalamnya. Bagi Anda yang ingin tahu bagaimana uniknya rumah adat bernama Krong Bade ini, silakan simak pembahasan berikut! Rumah Adat Aceh (Krong Bade) 1. Struktur Bangunan Rumah Rumah adat Krong Bade –atau juga biasa disebut Rumoh Aceh, adalah sebuah rumah dengan struktur panggung dengan tinggi tiang 2,5 sd 3 meter dari permukaan tanah. Keseluruhan rumah ini dibuat dari bahan kayu, kecuali atapnya yang terbuat dari bahan daun rumbia atau daun enau yang dianyam, serta lantainya yang dibuat dari bambu. Karena memiliki struktur panggung, pada rumah adat Aceh ini kita dapat menemukan ruang bawah. Ruang ini biasanya digunakan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan pangan, serta sebagai tempat para wanita untuk melakukan aktivitas, misalnya aktivitas menenun kain khas Aceh. Untuk memasuki rumah, kita perlu meniti tangga di bagian depan rumah. Tangga tersebut biasanya memiliki jumlah anak tangga yang ganjil. Adapun setelah naik ke bagian atas, kita akan menemukan banyak sekali lukisan yang menempel di dinding-dinding rumah sebagai hiasan. Jumlah lukisan pada dinding luar rumah dapat menjadi simbol tingkat ekonomi pemiliknya. 2. Fungsi Rumah Adat Selain memiliki fungsi sebagai identitas budaya, rumah Krong Bade juga memiliki fungsi praktis yaitu sebagai rumah tinggal masyarakat Aceh. Untuk menunjang fungsi praktisnya tersebut, rumah adat Aceh ini dibagi menjadi beberapa ruangan dengan kegunaannya masing-masing, yaitu: Ruang Depan atau biasa disebut seuramoë keuë. Ruangan ini berfungsi sebagai ruang santai dan tempat berisirahat bagi seluruh anggota keluarga. Ruangan ini juga digunakan sebagai tempat menerima tamu. Ruang Tengah atau biasa disebut seuramoë teungoh. Ruangan ini adalah ruang inti dari sebuah rumah adat Aceh (ruang inong) dan di tandai dengan lantai yang lebih tinggi dari ruang depan. Karena termasuk ruang inti, maka ruangan ini termasuk sangat privat. Para tamu yang datang tidak akan pernah diijinkan untuk memasukinya. Fungsi dari kamar-kamar yang terdapat di ruang tengah ini antara lain sebagai tempat tidur kepala keluarga, kamar anak, ruangan kamar pengantin, serta sebagai ruang pemandian mayat ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Ruang Belakang atau biasa disebut sebagai seurameo likot. Ruangan ini adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat makan, dapur, dan tempat bercengkrama bagi sesama anggota keluarga. Lantai ruangan ini biasanya lebih rendah dibanding lantai rangan tengah. Sama seperti ruang depan, ruang belakang juga tidak memiliki kamar-kamar. Rumah Adat Aceh (Krong Bade) 3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis Ada beberapa ciri khas yang membedakan rumah Krong Bade dengan rumah adat Indonesia lainnya. Ciri khas rumah adat Aceh tersebut antara lain: Memiliki gentong air di bagian depan untuk tempat membersihkan kaki mereka yang akan masuk rumah. Ciri ini memiliki filosofi bahwa setiap tamu yang datang harus memiliki niat baik. Strukturnya rumah panggung memiliki fungsi sebagai perlindungan anggota keluarga dari serangan binatang buas. Memiliki tangga yang anak tangganya berjumlah ganjil, merupakan simbol tentang sifat religius dari masyarakat suku Aceh. Terbuat dari bahan-bahan alam; merupakan simbol bahwa masyarakat suku Aceh memiliki kedekatan dengan alam. Memiliki banyak ukiran dan lukisan di dinding rumah; menandakan masyarakat Aceh adalah masyarakat yang sangat mencintai keindahan. Berbentuk persegi panjang dan membujur dari arah barat ke timur; menandakan masyarakat Aceh adalah masyarakat yang religius. Rumah adat Aceh atau Rumoh Aceh tidak bisa dibangun secara sembarangan. Mengingat fungsinya yang begitu penting bagi kehidupan pemiliknya, beberapa aturan wajib ditaati oleh seseorang yang hendak membangun rumah adat Krong Bade ini. Aturan tersebut di antaranya upacara penentuan hari baik, mengadakan kenduri sebelum membangun, pemilihan bahan bangunan yang berkualitas, pengolahan bahan bangunan dengan presisi, finishing dengan pewarnaan, penambahan lukisan, dan pemberian ukiran, serta diakhiri dengan kenduri syukuran saat rumah akan ditempati pemiliknya

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-aceh-krong-bade-gambar-dan.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.
Rumah Adat Aceh / Aceh adalah provinsi Indonesia yang terletak di ujung utara Pulau Sumatera. Provinsi Aceh sering pula lekat dengan gelar Daerah Istimewa karena dalam pemerintahannya, negara telah menjamin kekhususannya dalam mengatur hukumnya sendiri, terutama yang berkaitan dengan hukum syariat Islam. Aceh memang erat dengan budaya Islam. Sejarah telah mencatat bahwa Aceh merupakan pintu masuk bagi penyebaran Islam di Indonesia pada masa silam. Hal inilah yang menyebabkan budaya Aceh tak bisa dilepaskan dari campur baur antara budaya Melayu sebagai budaya penduduk aslinya, dan budaya Islam. Salah satu yang bukti yang bisa kita lihat dari adanya akulturasi kedua budaya tersebut misalnya adalah rumah adat Aceh yang bernama Rumah Krong Bade. Rumah Adat Aceh Di kesempatan kali ini, kami akan mengulas informasi seputar rumah adat Aceh tersebut mulai dari sejarah, gaya arsitektur, gambar, struktur, dan nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalamnya. Bagi Anda yang ingin tahu bagaimana uniknya rumah adat bernama Krong Bade ini, silakan simak pembahasan berikut! Rumah Adat Aceh (Krong Bade) 1. Struktur Bangunan Rumah Rumah adat Krong Bade –atau juga biasa disebut Rumoh Aceh, adalah sebuah rumah dengan struktur panggung dengan tinggi tiang 2,5 sd 3 meter dari permukaan tanah. Keseluruhan rumah ini dibuat dari bahan kayu, kecuali atapnya yang terbuat dari bahan daun rumbia atau daun enau yang dianyam, serta lantainya yang dibuat dari bambu. Karena memiliki struktur panggung, pada rumah adat Aceh ini kita dapat menemukan ruang bawah. Ruang ini biasanya digunakan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan pangan, serta sebagai tempat para wanita untuk melakukan aktivitas, misalnya aktivitas menenun kain khas Aceh. Untuk memasuki rumah, kita perlu meniti tangga di bagian depan rumah. Tangga tersebut biasanya memiliki jumlah anak tangga yang ganjil. Adapun setelah naik ke bagian atas, kita akan menemukan banyak sekali lukisan yang menempel di dinding-dinding rumah sebagai hiasan. Jumlah lukisan pada dinding luar rumah dapat menjadi simbol tingkat ekonomi pemiliknya. 2. Fungsi Rumah Adat Selain memiliki fungsi sebagai identitas budaya, rumah Krong Bade juga memiliki fungsi praktis yaitu sebagai rumah tinggal masyarakat Aceh. Untuk menunjang fungsi praktisnya tersebut, rumah adat Aceh ini dibagi menjadi beberapa ruangan dengan kegunaannya masing-masing, yaitu: Ruang Depan atau biasa disebut seuramoë keuë. Ruangan ini berfungsi sebagai ruang santai dan tempat berisirahat bagi seluruh anggota keluarga. Ruangan ini juga digunakan sebagai tempat menerima tamu. Ruang Tengah atau biasa disebut seuramoë teungoh. Ruangan ini adalah ruang inti dari sebuah rumah adat Aceh (ruang inong) dan di tandai dengan lantai yang lebih tinggi dari ruang depan. Karena termasuk ruang inti, maka ruangan ini termasuk sangat privat. Para tamu yang datang tidak akan pernah diijinkan untuk memasukinya. Fungsi dari kamar-kamar yang terdapat di ruang tengah ini antara lain sebagai tempat tidur kepala keluarga, kamar anak, ruangan kamar pengantin, serta sebagai ruang pemandian mayat ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Ruang Belakang atau biasa disebut sebagai seurameo likot. Ruangan ini adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat makan, dapur, dan tempat bercengkrama bagi sesama anggota keluarga. Lantai ruangan ini biasanya lebih rendah dibanding lantai rangan tengah. Sama seperti ruang depan, ruang belakang juga tidak memiliki kamar-kamar. Rumah Adat Aceh (Krong Bade) 3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis Ada beberapa ciri khas yang membedakan rumah Krong Bade dengan rumah adat Indonesia lainnya. Ciri khas rumah adat Aceh tersebut antara lain: Memiliki gentong air di bagian depan untuk tempat membersihkan kaki mereka yang akan masuk rumah. Ciri ini memiliki filosofi bahwa setiap tamu yang datang harus memiliki niat baik. Strukturnya rumah panggung memiliki fungsi sebagai perlindungan anggota keluarga dari serangan binatang buas. Memiliki tangga yang anak tangganya berjumlah ganjil, merupakan simbol tentang sifat religius dari masyarakat suku Aceh. Terbuat dari bahan-bahan alam; merupakan simbol bahwa masyarakat suku Aceh memiliki kedekatan dengan alam. Memiliki banyak ukiran dan lukisan di dinding rumah; menandakan masyarakat Aceh adalah masyarakat yang sangat mencintai keindahan. Berbentuk persegi panjang dan membujur dari arah barat ke timur; menandakan masyarakat Aceh adalah masyarakat yang religius. Rumah adat Aceh atau Rumoh Aceh tidak bisa dibangun secara sembarangan. Mengingat fungsinya yang begitu penting bagi kehidupan pemiliknya, beberapa aturan wajib ditaati oleh seseorang yang hendak membangun rumah adat Krong Bade ini. Aturan tersebut di antaranya upacara penentuan hari baik, mengadakan kenduri sebelum membangun, pemilihan bahan bangunan yang berkualitas, pengolahan bahan bangunan dengan presisi, finishing dengan pewarnaan, penambahan lukisan, dan pemberian ukiran, serta diakhiri dengan kenduri syukuran saat rumah akan ditempati pemiliknya.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-aceh-krong-bade-gambar-dan.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.
Rumah Adat Aceh / Aceh adalah provinsi Indonesia yang terletak di ujung utara Pulau Sumatera. Provinsi Aceh sering pula lekat dengan gelar Daerah Istimewa karena dalam pemerintahannya, negara telah menjamin kekhususannya dalam mengatur hukumnya sendiri, terutama yang berkaitan dengan hukum syariat Islam. Aceh memang erat dengan budaya Islam. Sejarah telah mencatat bahwa Aceh merupakan pintu masuk bagi penyebaran Islam di Indonesia pada masa silam. Hal inilah yang menyebabkan budaya Aceh tak bisa dilepaskan dari campur baur antara budaya Melayu sebagai budaya penduduk aslinya, dan budaya Islam. Salah satu yang bukti yang bisa kita lihat dari adanya akulturasi kedua budaya tersebut misalnya adalah rumah adat Aceh yang bernama Rumah Krong Bade. Rumah Adat Aceh Di kesempatan kali ini, kami akan mengulas informasi seputar rumah adat Aceh tersebut mulai dari sejarah, gaya arsitektur, gambar, struktur, dan nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalamnya. Bagi Anda yang ingin tahu bagaimana uniknya rumah adat bernama Krong Bade ini, silakan simak pembahasan berikut! Rumah Adat Aceh (Krong Bade) 1. Struktur Bangunan Rumah Rumah adat Krong Bade –atau juga biasa disebut Rumoh Aceh, adalah sebuah rumah dengan struktur panggung dengan tinggi tiang 2,5 sd 3 meter dari permukaan tanah. Keseluruhan rumah ini dibuat dari bahan kayu, kecuali atapnya yang terbuat dari bahan daun rumbia atau daun enau yang dianyam, serta lantainya yang dibuat dari bambu. Karena memiliki struktur panggung, pada rumah adat Aceh ini kita dapat menemukan ruang bawah. Ruang ini biasanya digunakan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan pangan, serta sebagai tempat para wanita untuk melakukan aktivitas, misalnya aktivitas menenun kain khas Aceh. Untuk memasuki rumah, kita perlu meniti tangga di bagian depan rumah. Tangga tersebut biasanya memiliki jumlah anak tangga yang ganjil. Adapun setelah naik ke bagian atas, kita akan menemukan banyak sekali lukisan yang menempel di dinding-dinding rumah sebagai hiasan. Jumlah lukisan pada dinding luar rumah dapat menjadi simbol tingkat ekonomi pemiliknya. 2. Fungsi Rumah Adat Selain memiliki fungsi sebagai identitas budaya, rumah Krong Bade juga memiliki fungsi praktis yaitu sebagai rumah tinggal masyarakat Aceh. Untuk menunjang fungsi praktisnya tersebut, rumah adat Aceh ini dibagi menjadi beberapa ruangan dengan kegunaannya masing-masing, yaitu: Ruang Depan atau biasa disebut seuramoë keuë. Ruangan ini berfungsi sebagai ruang santai dan tempat berisirahat bagi seluruh anggota keluarga. Ruangan ini juga digunakan sebagai tempat menerima tamu. Ruang Tengah atau biasa disebut seuramoë teungoh. Ruangan ini adalah ruang inti dari sebuah rumah adat Aceh (ruang inong) dan di tandai dengan lantai yang lebih tinggi dari ruang depan. Karena termasuk ruang inti, maka ruangan ini termasuk sangat privat. Para tamu yang datang tidak akan pernah diijinkan untuk memasukinya. Fungsi dari kamar-kamar yang terdapat di ruang tengah ini antara lain sebagai tempat tidur kepala keluarga, kamar anak, ruangan kamar pengantin, serta sebagai ruang pemandian mayat ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Ruang Belakang atau biasa disebut sebagai seurameo likot. Ruangan ini adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat makan, dapur, dan tempat bercengkrama bagi sesama anggota keluarga. Lantai ruangan ini biasanya lebih rendah dibanding lantai rangan tengah. Sama seperti ruang depan, ruang belakang juga tidak memiliki kamar-kamar. Rumah Adat Aceh (Krong Bade) 3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis Ada beberapa ciri khas yang membedakan rumah Krong Bade dengan rumah adat Indonesia lainnya. Ciri khas rumah adat Aceh tersebut antara lain: Memiliki gentong air di bagian depan untuk tempat membersihkan kaki mereka yang akan masuk rumah. Ciri ini memiliki filosofi bahwa setiap tamu yang datang harus memiliki niat baik. Strukturnya rumah panggung memiliki fungsi sebagai perlindungan anggota keluarga dari serangan binatang buas. Memiliki tangga yang anak tangganya berjumlah ganjil, merupakan simbol tentang sifat religius dari masyarakat suku Aceh. Terbuat dari bahan-bahan alam; merupakan simbol bahwa masyarakat suku Aceh memiliki kedekatan dengan alam. Memiliki banyak ukiran dan lukisan di dinding rumah; menandakan masyarakat Aceh adalah masyarakat yang sangat mencintai keindahan. Berbentuk persegi panjang dan membujur dari arah barat ke timur; menandakan masyarakat Aceh adalah masyarakat yang religius. Rumah adat Aceh atau Rumoh Aceh tidak bisa dibangun secara sembarangan. Mengingat fungsinya yang begitu penting bagi kehidupan pemiliknya, beberapa aturan wajib ditaati oleh seseorang yang hendak membangun rumah adat Krong Bade ini. Aturan tersebut di antaranya upacara penentuan hari baik, mengadakan kenduri sebelum membangun, pemilihan bahan bangunan yang berkualitas, pengolahan bahan bangunan dengan presisi, finishing dengan pewarnaan, penambahan lukisan, dan pemberian ukiran, serta diakhiri dengan kenduri syukuran saat rumah akan ditempati pemiliknya.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-aceh-krong-bade-gambar-dan.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.
Rumah Adat Aceh / Aceh adalah provinsi Indonesia yang terletak di ujung utara Pulau Sumatera. Provinsi Aceh sering pula lekat dengan gelar Daerah Istimewa karena dalam pemerintahannya, negara telah menjamin kekhususannya dalam mengatur hukumnya sendiri, terutama yang berkaitan dengan hukum syariat Islam. Aceh memang erat dengan budaya Islam. Sejarah telah mencatat bahwa Aceh merupakan pintu masuk bagi penyebaran Islam di Indonesia pada masa silam. Hal inilah yang menyebabkan budaya Aceh tak bisa dilepaskan dari campur baur antara budaya Melayu sebagai budaya penduduk aslinya, dan budaya Islam. Salah satu yang bukti yang bisa kita lihat dari adanya akulturasi kedua budaya tersebut misalnya adalah rumah adat Aceh yang bernama Rumah Krong Bade. Rumah Adat Aceh Di kesempatan kali ini, kami akan mengulas informasi seputar rumah adat Aceh tersebut mulai dari sejarah, gaya arsitektur, gambar, struktur, dan nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalamnya. Bagi Anda yang ingin tahu bagaimana uniknya rumah adat bernama Krong Bade ini, silakan simak pembahasan berikut! Rumah Adat Aceh (Krong Bade) 1. Struktur Bangunan Rumah Rumah adat Krong Bade –atau juga biasa disebut Rumoh Aceh, adalah sebuah rumah dengan struktur panggung dengan tinggi tiang 2,5 sd 3 meter dari permukaan tanah. Keseluruhan rumah ini dibuat dari bahan kayu, kecuali atapnya yang terbuat dari bahan daun rumbia atau daun enau yang dianyam, serta lantainya yang dibuat dari bambu. Karena memiliki struktur panggung, pada rumah adat Aceh ini kita dapat menemukan ruang bawah. Ruang ini biasanya digunakan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan pangan, serta sebagai tempat para wanita untuk melakukan aktivitas, misalnya aktivitas menenun kain khas Aceh. Untuk memasuki rumah, kita perlu meniti tangga di bagian depan rumah. Tangga tersebut biasanya memiliki jumlah anak tangga yang ganjil. Adapun setelah naik ke bagian atas, kita akan menemukan banyak sekali lukisan yang menempel di dinding-dinding rumah sebagai hiasan. Jumlah lukisan pada dinding luar rumah dapat menjadi simbol tingkat ekonomi pemiliknya. 2. Fungsi Rumah Adat Selain memiliki fungsi sebagai identitas budaya, rumah Krong Bade juga memiliki fungsi praktis yaitu sebagai rumah tinggal masyarakat Aceh. Untuk menunjang fungsi praktisnya tersebut, rumah adat Aceh ini dibagi menjadi beberapa ruangan dengan kegunaannya masing-masing, yaitu: Ruang Depan atau biasa disebut seuramoë keuë. Ruangan ini berfungsi sebagai ruang santai dan tempat berisirahat bagi seluruh anggota keluarga. Ruangan ini juga digunakan sebagai tempat menerima tamu. Ruang Tengah atau biasa disebut seuramoë teungoh. Ruangan ini adalah ruang inti dari sebuah rumah adat Aceh (ruang inong) dan di tandai dengan lantai yang lebih tinggi dari ruang depan. Karena termasuk ruang inti, maka ruangan ini termasuk sangat privat. Para tamu yang datang tidak akan pernah diijinkan untuk memasukinya. Fungsi dari kamar-kamar yang terdapat di ruang tengah ini antara lain sebagai tempat tidur kepala keluarga, kamar anak, ruangan kamar pengantin, serta sebagai ruang pemandian mayat ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Ruang Belakang atau biasa disebut sebagai seurameo likot. Ruangan ini adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat makan, dapur, dan tempat bercengkrama bagi sesama anggota keluarga. Lantai ruangan ini biasanya lebih rendah dibanding lantai rangan tengah. Sama seperti ruang depan, ruang belakang juga tidak memiliki kamar-kamar. Rumah Adat Aceh (Krong Bade) 3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis Ada beberapa ciri khas yang membedakan rumah Krong Bade dengan rumah adat Indonesia lainnya. Ciri khas rumah adat Aceh tersebut antara lain: Memiliki gentong air di bagian depan untuk tempat membersihkan kaki mereka yang akan masuk rumah. Ciri ini memiliki filosofi bahwa setiap tamu yang datang harus memiliki niat baik. Strukturnya rumah panggung memiliki fungsi sebagai perlindungan anggota keluarga dari serangan binatang buas. Memiliki tangga yang anak tangganya berjumlah ganjil, merupakan simbol tentang sifat religius dari masyarakat suku Aceh. Terbuat dari bahan-bahan alam; merupakan simbol bahwa masyarakat suku Aceh memiliki kedekatan dengan alam. Memiliki banyak ukiran dan lukisan di dinding rumah; menandakan masyarakat Aceh adalah masyarakat yang sangat mencintai keindahan. Berbentuk persegi panjang dan membujur dari arah barat ke timur; menandakan masyarakat Aceh adalah masyarakat yang religius. Rumah adat Aceh atau Rumoh Aceh tidak bisa dibangun secara sembarangan. Mengingat fungsinya yang begitu penting bagi kehidupan pemiliknya, beberapa aturan wajib ditaati oleh seseorang yang hendak membangun rumah adat Krong Bade ini. Aturan tersebut di antaranya upacara penentuan hari baik, mengadakan kenduri sebelum membangun, pemilihan bahan bangunan yang berkualitas, pengolahan bahan bangunan dengan presisi, finishing dengan pewarnaan, penambahan lukisan, dan pemberian ukiran, serta diakhiri dengan kenduri syukuran saat rumah akan ditempati pemiliknya.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-aceh-krong-bade-gambar-dan.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

makanan khas ambon

 Salah satu hal yang menarik dari wisata adalah mencicipi makanan lokalnya. Sayang sekali kan kalau Anda jauh-jauh berlibur ke Indonesia Timur, lalu yang Anda cari adalah McDonald’s atau KFC. Berhubung kemarin-kemarin saya sempat membahas tentang Pantai Ora di Maluku, maka sekarang saya ingin mengenalkan Klikers dengan makanan khas Maluku. Supaya kalau besok Klikers berlibur ke Maluku, Klikers sudah tahu kira-kira mau mencicipi makanan apa. Berikut 10 makanan khas Maluku yang harus Anda coba saat berlibur ke sana:

1. Papeda

Papeda
Papeda
Klikers pasti sudah pernah mendengar tentang makanan khas Maluku yang satu ini. Namun mungkin belum tahu bentuknya seperti apa. Papeda terbuat dari bubur sagu yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit. Namun papeda dapat juga dikombinasikan dengan ikan gabus, kakap merah, ataupun ikan kue. Papeda ini memiliki tekstur yang lengket seperti lem dan rasanya tawar. Papeda sebaiknya disantap saat masih panas. Cara menyantapnya pun cukup unik, yaitu dengan tidak menggunakan sendok melainkan langsung diseruput dari piringnya.

2. Ikan Kuah Pala Banda

Ikan Kuah Pala Banda
Ikan Kuah Pala Banda
Ikan kuah pala banda merupakan kuliner asli masyarakat di Kepulauan Banda. Pulau Banda memang dikenal karena rempah-rempahnya. Kelezatan ikan kuah pala ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu. Bahkan, ikan kuah pala selalu disajikan untuk menjamu para petinggi Belanda yang datang ke Banda. Kuah sopnya terasa sangat segar, rasa asam bercampur dengan pedas dari buah pala. Ikan kuah pala ini biasanya disajikan dengan urap daun papaya, ikan kakap merah bakar, dan sambal bekasang yang dibuat dari ikan cakalang tumbuk.

3. Nasi Lapola

nasi lapola
Nasi Lapola
Walaupun selama di sekolah kita selalu diajari bahwa makanan pokok orang Maluku adalah sagu, tapi mereka makan nasi juga, lho! Nasi lapola adalah makanan khas Maluku yang dimasak dengan menggunakan kacang tolo. Beras yang dimasak dengan api kecil sampai setengah matang lalu dicampurkan dengan kacang tolo rebus, kelapa parut, dan garam, lalu diaduk rata. Setelah itu adonan nasi lapola ini dikukus hingga matang.

4. Kohu kohu dengan kasbi rebus

Kohu-kohu dengan kasbi rebus
Kohu-kohu dengan kasbi rebus
Kohu-kohu ini mirip sayur urap bila di Jawa. Kohu-kohu terbuat dari ikan teri basah yang dicampur dengan tauge, terung, kacang panjang rebus dan parutan kelapa. Campuran ini lalu dibumbui dengan perasan jeruk nipis, cabai, bawang merah, dan bawang putih. Rasanya sangat nikmat bila disantap dengan kasbi (singkong) rebus.

5. Ikan Komu Asar

Ikan Komu Asar
Ikan Komu Asar
Ikan komu asar ini adalah ikan cakalang yang dimasak dengan cara ditusuk dengan bamboo lalu diasap selama kira-kira satu jam. Biasanya ikan asar dibuat dari ikan tongkol atau ikan tuna. Ikan komu asar ini cocok disantap dengan nasi dan sambal colo-colo.

6. Sagu woku komo-komo

Sagu woku komo-komo
Sagu woku komo-komo
Satu lagi makanan khas Maluku dengan bahan dasar sagu. Cara pembuatannya: awalnya sagu direndam dalam air dingin selama satu jam. Lalu bumbu-bumbu seperti bawang putih, serai, dan jahe ditumis. Kemudian jeroan ikan dan air dimasukkan dan dimasak hingga matang. Selanjutnya, bawang merah dan bawang putih ditumis hingga kecoklatan. Masukkan santan kelapa cair dan sagu, kemudian masak hingga mengering. Tambahkan santan kental, garam, merica, dan irisan daun bawang. Setelah matang, sagu didinginkan terlebih dahulu. Jeroan ikan dipotong bentuk dadu. Lalu, sagu dan jeroan ikan yang telah dipotong-potong dimasukkan ke dalam daun woka. Terakhir, bungkusan daun woka ini lalu dipanggang dengan bara api hingga kering dan matang. Sagu woku komo-komo ini sangat cocok untuk menjadi lauk untuk makanan utama.

7. Sambal Colo Colo

Sambal colo-colo
Sambal colo-colo
Sambal colo-colo ini merupakan sambal khas Ambon yang terkenal sangat pedas rasanya. Sambal colo-colo ini telah menjadi pelengkap wajib bagi masyarakat Maluku. Sambal colo-colo terbuat dari tomat muda, bawang merah, dan cabe rawit yang diiris tipis lalu diberi taburan garam dan disiram jeruk nipis. Tanpa diulek. Sambal colo-colo ini juga dapat ditambahkan dengan daun kemangi, irisan kenari mentah, atau rarobang. Dapat juga ditambahkan kecap manis.

8. Talam Sagu Bakar

Talam Sagu Bakar
Talam Sagu Bakar
Inilah makanan khas Maluku lainnya yang terbuat dari sagu. Mula-mula, sagu direndam dan dihaluskan. Sementara itu gula merah dimasak. Lalu, sagu dan gula merah ditiriskan dan dicampur, lalu ditambahkan gula pasir dan diaduk hingga kental. Lalu ke dalam adonan talam sagu bakar ini ditambahkan mentega, kacang brenebon (kacang merah), dan kenari. Setelah itu, adonan ini dibakar hingga kering. Talam sagu bakar ini rasanya manis dengan citarasa yang khas berkat campuran kenari dan kacang brenebon. Rasanya sangat nikmat dan cocok disajikan cemilan.

9. Bubur Sagu Ubi

Bubur Sagu Ubi
Bubur Sagu Ubi
Bubur sagu ubi merupakan makanan khas Maluku yang saya yakin sudah cukup kita kenal. Bahkan, ini adalah salah satu makanan favorit saya. Kita semua pun pasti bisa membuatnya. Pertama-tama, sagu lempengan direndam dalam air hingga mengembang. Setelah itu airnya dibuang dan ditiriskan. Lalu, rebus gula merah, gula pasir dan daun pandan dalam air hingga gula larut. Setelah itu air gula ini dicampurkan dengan sagu yang telah lunak dan ubi merah rebus. Bubur sagu ubi yang diberi santan kental dan taburan kenari rasanya sangat lezat.

10. Kopi Sibu-sibu

Kopi sibu-sibu
Kopi sibu-sibu
Kopi sibu-sibu ini berasal dari kopi jenis robusta yang dihaluskan dengan cara tradisional. Rasanya sangat khas karena dicampur dengan bubuk cengkeh halus dan ditaburi dengan biji ketapang muda.




sumber   :   http://www.klikhotel.com/blog/10-makanan-khas-maluku-dijamin-enak/

oleh oleh palembang yang harus dibeli

Berkunjung ke Palembang jangan lupa membawa oleh-oleh khas Palembang. Selain Empek-empek, ternyata banyak oleh-oleh lain yang bisa dibawa sebagai cinderamata dari Palembang. Mau tau apa saja mereka? Berikut 10 oleh oleh paling nge-Hitz yang bisa anda bawa dari Palembang !
  1. Pempek dan turunannya
Tentu saja belum ke Palembang namanya kalau tidak membawa oleh-oleh pempek Palembang. Pempek Palembang banyak sekali turunannya, dalam artian dari satu adonan pempek dapat dibuat berbagai macam makanan yang lezat.
PempekMisalnya Pempek Panggang (pempek yg dipanggang di atas bara api), Pempek Lenggang (pempek yang dicampur dengan telur mentah kemudian dimasak dengan cara dibakar di atas bara api), Model (pempek isi tahu disajikan dengan kuah udang), Tekwan (pempek dengan bulatan kecil disajikan dengan kuah udang), Celimpungan (pempek dengan bulatan kecil disajikan dengan kuah santan kuning), dan semuanya dapat anda bawa sebagai oleh-oleh!
Where to : Semua toko pempek di Palembang, Pasar tradisional 26 ilir, Pasar Kuto Palembang, dll
  1. Kain Palembang (Songket, Batik, Jumputan)
Songket
Courtesy of Adis Songket
p_20141010_120121-e1414662023962
Batik Palembang motif Jumputan
Rugi rasanya bila ke Palembang tanpa membawa oleh-oleh Kain Khas Palembang. Karenanya berburu kain menjadi salah satu agenda wajib ketika di Palembang. Dengan berbagai warna dan motif  yang cantik, kain Palembang cocok digunakan dalam berbagai acara resmi juga keren untuk melengkapi koleksi batik untuk ke kantor!
Where to : Pasar 16 ilir baru dibelakang Ramayana Palembang, Rumah Songket , Dian Pelangi dll

  1. Kue Khas Palembang
at palembangharumKarena Pempek sudah terlalu mainstream, anda lalu ingin membawa sesuatu yang berbeda. Kue khas Palembang bisa menjadi salah satu pilihan. Dikemas dalam kotak mungil dengan desain cantik khas Palembang, berbagai macam kue Palembang seperti Engkak Ketan, Bolu Kojo, Bluder, Manan Sahmin, Engkak Ketan, Engkak Medok, Engkak Kecut, Maksuba, Kue Lapan jam dll bisa anda nikmati bersama dengan teman-teman di kantor atau keluarga di rumah ditemani segelas teh hangat, Lezat!
Where to : Kue Harum, Jl.Merdeka No.811 Palembang

  1. Bawang Goreng Pedas
p_20141031_103829_df-e1414729078914Bawang goreng ini bukan bawang goreng biasa. Rasanya pedas, lezat, renyah, dan bikin ketagihan. Bila anda memiliki teman dan saudara penggemar bawang goreng, maka Bawang Goreng Sriwijaya bisa jadi oleh-oleh yang unik dan berkesan.
Where to : Carrefour Palembang, dan berbagai minimarket di Palembang

  1. Kaus Kata-kata Palembang, gantungan Kunci dan pernak pernik lainnya.
Gambar dari tokopedia
Palembang juga memiliki outlet yang menjual berbagai kaus, gantungan kunci, serta berbagai cinderamata khas dengan tulisan berbahasa asli Palembang. Jangan lupo tunjukke mun pernah ke Plembang dengan kaos asli Plembang! (Jangan lupa tunjukkan anda pernah ke Palembang dengan Kaus asli Palembang!)
Where to : Outlet Nyenyes Palembang, Outlet Kaos Musi Palembang

  1. Martabak Har
DSC_0398Martabak Har adalah martabak telur yang melegenda di Palembang. Berdiri sejak tahun 1947, gedung restoran Martabak Har yang pertama seolah menjadi salah satu icon kota Palembang. Martabak telur HAR memiliki banyak penggemar; bahkan penduduk asli Palembang sendiri selalu menyediakan martabak ini untuk acara-acara besar seperti pernikahan dll. Dengan rasa yang lezat, martabak ini juga oke banget untuk dijadikan oleh-oleh dari Palembang.
Where to : Outlet Martabak Har Palembang

  1. Lempok Durian
lempokLempok adalah makanan sejenis dodol. Proses pembuatannya juga mirip dengan dodol, hanya tanpa campuran beras ketan. Di Palembang, lempok durian dibuat dari daging durian asli dan gula sebagai pengawet. Dengan rasa yang enak dan durian banget, membuat Lempok adalah salah satu pilihan oleh-oleh dari Palembang yang ciamik!
Where to : semua toko penjual pempek biasanya juga menyediakan lempok durian.

  1. Kemplang bakar
kemplang palembang
Di tiap bungkus dilengkapi dengan sambal terasi
Kemplang adalah sejenis kerupuk ikan yang dimasak dengan cara dibakar di atas bara api. Ini membuat kemplang bakar Palembang memiliki bentuk, bau dan rasa yang khas. Kemplang bakar dapat dimakan dengan nasi atau dengan sambal terasi (yang biasanya sudah disertakan dalam bungkus kemplang). Percaya deh, makan satu bungkus kemplang bakar pasti terasa kurang!
Where to : toko kerupuk kemplang di Palembang.
  1. Ikan Salai
ikan salai
Gambar dari Antara
salai adalah ikan yang diawetkan dengan cara pengasapan. Ikan yang digunakan beragam dari ikan gabus, patin dan ikan lais. Di Palembang, ikan salai sering diolah menjadi pindang ikan salai, namun ikan salai juga dapat digoreng garing dan dimakan sebagai lauk.
Where to : Supermarket besar di Palembang, atau pengrajin ikan salai di kawasan jembatan poros Musi II Palembang.

  1. Sajadah Lihab
Lihab
Gambar courtesy of Daniafitri
Lihab adalah sejenis kasur tipis/matras dengan corak batik atau songket yang sangat populer di Palembang. Bentuknya memang lebih tipis dari kasur pada umumnya dan memiliki berbagai ukuran. Salah satunya berukuran sajadah yang sangat cantik untuk dibawa sebagai oleh-oleh dari Palembang.



 sumber  :   http://hellopalembang.com/10-oleh-oleh-paling-nge-hitz-dari-palembang/

makanan tradisional palembang yang harus dicoba

Makanan Khas Palembang – selain terkenal akan jembatan ampera dan pulau kemaro nya. ternyata palembang memiliki berbagai macam makanan khas yang bisa memanjakan lidah para penikmatnya. sebagian dari makanan ini mungkin sudah dijual di kota-Kota lain tetapi lebih mantap lagi kalo kita langsung makan di tempat asalnya.hehe
selama ini banyak orang yang mengetahui pempek adalah makanan yang berasal dari palembang,tetapi ternyata tidak hanya itu saja. banyak sekali makanan khas yang bisa kalian cicipi bila berkunjung ke kota palembang.oleh sebab itu tak  ada salahnya untuk mengetahui beberapa kuliner khas palembang ini.
yuk kita lihaaat…!!!
1. PEMPEK
pempek-palembang
sumber gambar: modelindo.wordpress.com
siapa yang tak kenal makanan yang satu ini,banyak masyarakat indonesia yang muyukainya.Pempek ini terbuat dari bahan dasar ikan dan sagu atau kanji, dan bisa kita variasikan lagi dengan menambahkan bahan tambahan seperti tahu, telur, udang, dan kulit telur sesuai selera kita. untuk menambah kenikmatannya,biasanya pempek disajikan dengan saus cuka atau dalam bahasa palembang disebut dengan cuko yang terbuat dari gula merah, bawang putih, cabe rawit, garam, dan bisa kita tambahkan denga udang ebi.
masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut.
pempek pun banyak variannya diantaranya pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak – otak.
2. TEKWAN
tekwan-palembang
sumber gambar: www.tokopedia.com
waw makanan yang satu ini tak kalah enak dari pempek lho. tekwan terbuat dari bahan dasar yang hampir sama dengan pempek yaitu diging ikan dan sagu yang dibentuk bulat kecil-kecil dan disajikan dengan kaldu udang sebagai kuah, seldri, bawang goreng, taburan daun bawang dan jamur kuping serta bihun sebagai pelengkap.lebih enak menikmati tekwan ini saat panas dan pedas. rasanya wow banget pokoknya.mantap! pasti ketagihan deh.
3. MODEL
makanan-model-palembang
sumber gambar: kolomkita.viva.co.id
makanan yang ini sebenernya mirip dengan tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu udang sebagai kuah serta soun sebagai pelengkap. model pun memiliki 2 varian yaitu yakni Model Ikan (Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum).Sebagai pelengkap model disajikan dengan campuran, timun, udang, jamur kuping, bawang goreng dan bihun atau soun bahakan ada yang menambahkan cuka pada kuah model agar terasa lebih sedap.
4. LAKSAN
laksan-palembang
sumber gambar: palembanginfo.com
Laksan masih seperti makanan khas palembang lainnya terbuat dari tepung sagu dan ikan hanya saja laksan ini merupakan pempek lenjer tebal yang dipotong tebal melintang dan dimakan dengan kuah santan.waw ternyata rata-rata semuanya berbahan dasar tepung sagu dan ikan ya 🙂
5.CELIMPUNGAN
celimpungan-palembang
sumber gambar: kuliner.ilmci.com
Masih seperti yang lain, bahkan celimpungan sekilas mirip dengan laksan, hanya saja yang mebedakannya adalah bentuknya bulat pipih lebih besar dari tekwan. Disajikan dengan kuah santan yang dicampur dengan bawang putih, kunyit, bawang merah,  garam, daun salam, dan lada,  sehingga kuah santan yang berwarna kekuningan terasa nikmat.
6. KEMPLANG
kemplang-palembang
sumber gambar: www.tokopedia.com
Kemplang adalah kerupuk yang gurih dan garing, berbahan dasar seperti pempek lenjer, yang diiris tipis kemudian dijemur hingga mengering, setelah kering kemplang dimasak dengan cara digoreng atau dipanggang hingga mengembang.kerupuk yang sangat renyah ini biasanya dimakan dengan sambal yang berwarna hitam yang memiliki rasa pedas.wow rasanya mantap deh.
7. MARTABAK HAR
martabak-har-palembang
sumber gambar: vinnyananda.blogspot.com
Martabak HAR merupakan makanan Khas yang berasal dari India yang dibawah oleh Haji Abdul Razak. Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telor bebek dan telor ayam,kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang.walaupn berasal dari india namun martabak har palembang ini berbeda dengan martabak india, martabak palembang memiliki kulit martabak yang lebih renyah lho.
8. KUE MAKSUBA
kue-maksuba-palembang
sumber gambar: nailandra.blogspot.nl
kue khas palembang yang satu ini terbuat dari bahan dasar utama telur bebek dan susu kental manis.Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit.konon kabarnya Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang seringkali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. tetapi sering juga di jumpai di seluruh palembang pada saat hari raya.
9.TEMPOYAK
tempoyak-palembang
sumber gambar; eljohn.media
Tempoyak, makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging durian yang ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih.paling enak kalo dimakan dengan pindang ikan patin.
10.KUE SRIKAYO
KUE-SRIKAYO-palembang
sumber gambar: www.saimenbakery.com
kue yang berwarna hijau ini berbahan dasar telur dan daun pandan dan rasanya pun manis.Kue srikaya ini memiliki bentuk hampir mirip dengan puding dan dimakan dengan ditemani ketan putih dan sangat nikmat jika dimakan saat dingin.
11. ES KACANG MERAH
es-kacang-merah-palembang
sumber gambar: food.detik.com
nah kalo udah cobain semuanya,sekarang wajib nih menikmati semangkok es kacang merah khas Palembang. Banyak pedagang yang juga menyediakan es kacang merah dengan rasa yang variatif. Seperti tekstur kacang yang lembut, sedang atau sedikit keras. Juga dicampur dengan santan dan gula jawa. biasanya penjual pempek pasti menjual es ini.wah mantap deh rasanya



sumber  :  http://www.telusurindonesia.com/makanan-khas-palembang.html

tarian tradisional dari sumatra selatan

Tarian tradisional Indonesia sarat akan nilai moral dan sosial, selalu ada cerita yang ingin disampaikan melalui gerakan-gerakan tubuh yang indah itu. Tak jarang di suatu lingkungan tertentu ada tarian yang tidak sembarang orang dapat menarikannya Tarian tradisional Indonesia apabila digali dari sejarah penciptaannya sungguh sangat menarik dan mengesankan.
Sahabat GWI Indonesia Banget, mencoba mengumpulkan kembali Tarian Tradisional yang ada di Sumatera Selatan dari berbagai sumber.

Tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya (https://dhammadhatu.com)
Gending Sriwijaya merupakan salah satu tarian tradisional khas Palembang, Sumatera Selatan. Sebenarnya ini tidak hanya sekedar tarian tetapi juga merupakan sebuah lagu. Melodi lagu Gending Sriwijaya digunakan sebagai pengiring tarian Gending Sriwijaya. Sesuai dengan namanya, tarian dan lagu ini menggambarkan kejayaan, keagungan, dan keluhuran kerajaan Sriwijaya yang pernah mengalami kejayaan selama bertahun-tahun dan berhasil mempersatukan wilayah Barat Nusantara.
Tarian ini biasanya ditampilkan secara khusus sebagai tarian untuk menyambut tamu-tamu kehormatan seperti Duta Besar, Presiden, dan tamu-tamu agung yang lain. Sekilas, tarian ini mirip dengan Tari Tanggai. Bedanya terletak pada perlengkapan busana penari dan jumlah penarinya. Dalam sebuah pementasan, penari Gending Sriwijaya total berjumlah 13 orang. Dari 13 orang tersebut terdapat satu orang sebagai penari utama. Penari ini membawa tepak, kapur, dan sirih. Sisanya 6 orang sebagai penari pendamping, dua orang pembawa tombak, dua penari pembawa peridon atau perlengkapan tepak, satu orang pembawa payung, dan satu orang penyanyi. Pembawa payung kebesaran dan pembawa tombak adalah pria sedangkan sisanya adalah perempuan.
Tari Tanggai
Tari Tanggai merupakan tarian tradisional dari Sumatera Selatan yang juga dipersembahkan untuk menyambut tamu kehormatan. Berbeda dengan tari Gending Sriwijaya, Tari Tanggai dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang, dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga.
Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai dengan busana khas daerah. Tarian ini menggambarkan masyarakat Palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamu yang berkunjung ke daerahnya.
Tari Tanggai sering dibawakan dalam acara pernikahan masyarakat Sumatera Selatan, acara-acara resmi organisasi dan pergelaran seni di sekolah-sekolah. Sanggar-sanggar seni di kota Palembang banyak yang menyediakan jasa pergelaran tarian tanggai ini, lengkap dengan kemewahan pakaian adat Sumatera Selatan.
Dahulu tarian ini pulalah yang selalu disajikan kepada tamu-tamu raja kerajaan Sriwijaya. Tidak hanya pada acara perkawinan saja, disetiap acarapun tarian ini sering dilakukan.
Tari Kebagh
Tari Kebagh atau Tari Kemban Bidudari atau Tari Bidudari (https://southsumatratourism.com)
Tari Kebagh atau Tari Kemban Bidudari atau Tari Bidudari. Tari ini tercipta di Dusun Padang Langgar atau sekarang disebut Dusun Pelang Kenidai. Tari ini dahulu kala dilakukan oleh para bidudari atau bidadari. Dikisahkan sebelum terbang kekayangan, bidadari bungsu menarikan tari ini. Tari Kebagh sendiri tidak asal ditampilkan.
Tari ini untuk menyambut petinggi atau raja pada jaman dahulu. Bahkan, untuk sebelum membawakan Tari Kebagh harus dilaksanakan beberapa ritual agar berjalan lancar dan para penari tampil secantik bidadari. Tari Kebagh dibawakan dengan iringan musik khas dan pakaian khas Besemah. Tari ini memiliki gerakan seraya terbang dengan tangan melambai-lambai. Tari Kebagh merupakan tari khas Besemah yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dahulu.
Tari Kebagh dilaksanakan untuk menyambut tari kehormatan. Tari ini juga digunakan sebagai tari sambut.
Tari Sebimbing Sekundang
Tari Sebimbing Sekundang (https://budaya-indonesia.org)
Tari ini merupakan tari tradisional masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu yang ditampilkan dalam penyambutan tamu-tamu kehormatan yang berkunjung di daerah ini. Tarian ini diperagakan baik di dalam gedung maupun di tempat terbuka yang dilakukan oleh 9 penari, 1 orang puteri pembawa tepak, 2 orang pembawa rempah-rempah, 1 orang pembawa payung agung dan 2 orang pengawal.
Tepak atau Pengasan merupakan sarana utama tarian ini yang berisikan beberapa lembar daun sirih segar dan beberapa lipat daun sirih yang telah diracik dengan getah gambir sehingga siap disuguhkan kepada tamu kehormatan sebagai tanda penerimaan dan pengakuan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu. Gerak tarian, pakaian dan musik pengiringnya merupakan perpaduan dari gerak, pakaian dan musik tari-tari tradisional dari berbagai Kecamatan dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu sehingga tergambar motto “Bumi Sebimbing Sekundang” yang berarti berjalan seiring dan saling membantu dan melaksanakan sesuatu untuk menggapai keberhasilan.
Tari Rodat Cempako
Tarian Rodat Cempako adalah tarian khas masyarakat Sumsel yang dipengaruhi oleh gerakan dari Timur Tengah. Tarian Rodat Cempako ini merupakan tarian masyarakat Sumsel yang bernafaskan Islam.
Tari Tenun Songket
Tari Tenun Songket (https://southsumatratourism.com)

Tarian Tenun Songket dari Sumatera Selatan ini menggambarkan masyarkat Sumsel khususnya kaum wanita yang memanfaatkan waktu luangnya untuk menenun kain songket dan kerajinan tangan.
Tari Madik (Nindai)
Tari Madik (Nindai) adalah tarian khas Sumatera Selatan yang menggambarkan proses pemilihan calon menantu. Di Sumatera Selatan terdapat kebiasaan dimana orang tua pria akan berkunjung ke rumah calon menantunya untuk melihat dan menilai (Madik dan Nindai) kepribadian sehari-hari calon menantu tersebut.
Tari Pagar Pengantin
Tari Pagar Pengantin memiliki arti khusus, yaitu melambangkan perpisahan pengantin perempuan dari masa remajanya, melepas masa lajang, berpisah dengan teman-teman sepermainan serta tarian terakhir bagi mempelai puteri karena setelah itu tidak diperkenankan lagi menari di depan umum kecuali atas izin suami. Tindakan-tindakannya tak bebas lagi. Ia sudah berada di lingkaran kehidupan rumah tangga yang direpresentasikan dengan dulang agung keemasan.
Tari Putri Bekhusek
Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat popular di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melambangkan kemakmuran daerah Sumatera Selatan.
 
 
 
sumber   :   https://gpswisataindonesia.wordpress.com/2016/01/01/tarian-tradisional-sumatera-selatan/